Wednesday, March 23, 2011

UJIAN KEMATANGAN

Saudaraku,

Hari-hari ini rasanya menjadi waktu-waktu yang kurang mengenakkan bagi kita. Gelombang fitnah datang silih berganti menghantam gerakan kita. Secara serentak media massa (terutama media online) memojokkan para Qiyadah – yang kita cintai – dengan tuduhan-tuduhan yang sungguh keji. Sebuah gerakan charracter assassination (pembunuhan karakter) yang sangat rapih dan terencana. Hasilnya, sebagian masyarakat terprovokasi, terutama netizm (warga dunia maya).

Saudaraku,

Laa tahzan! Tuduhan-tuduhan keji itu memang menyakitkan bagi kita. Itulah tujuan mereka. Bahkan tak sekedar ingin menyakiti hati kita, tapi lebih dari itu, mereka ingin merusak barisan kita, menimbulkan keraguan dalam jiwa kita dan melihat kita meninggalkan harakah ini, seperti mereka...


Saudaraku,

Itulah sebabnya harakah ini dibangun diatas landasan ats-tsiqah! Kepercayaan! Sebab sejak fajar kebangkitan agama ini dimulai empat belas abad yang lalu oleh baginda Nabi, api fitnah telah menjadi salah satu rintangan yang menghiasi jalan-jalannya. Dan karena itu pulalah kita telah memperoleh banyak pelajaran dari sejarah panjang gerakan dakwah Nabi dan penerusnya, bahwa para pembawa api fitnah itu, juga adalah bagian dari diri mereka.

Bukan hanya itu, sejarah panjang gerakan dakwah Islam juga mencontohkan dengan indah bagaimana para pejuang dakwah menyelesaikan fitnah-fitnah itu dengan akhlak islami. Sepulang dariperang Tabuk, sekelompok kaum muslimin berniat mencelakakan baginda Nabi, lalu rencana mereka digagalkan oleh Allah. Sahabat Hudzaifah dan ‘Ammar (rahimahumullah) meminta izin kepada banginda Nabi untuk membunuh mereka. Tapi Beliau bersabda: Aku tidak ingin orang-orang berkata “Muhammad membunuh sahabatnya sendiri“.

Saudaraku,

Dibalik setiap peristiwa itu selalu ada hikmah. Setidaknya, beberapa pelajaran dari fitnah-fitnah ini menurut saya adalah...

Pertama, penegasan kembali sebuah sunnatullah bahwa jalan dakwah itu tidak pernah sepi dari gelombang ujian dan api fitnah. Sehingga kita para aktivis seharusnya senantiasa mempersiapkan jiwa kita untuk menghadapi gelombang ujian itu sebesar apa pun adanya. Ujian itu kadang hadir dengan wajah penderitaan, tekanan, penyiksaan bahkan pembunuhan. Namun terkadang pula ujian itu hadir dengan wajah kesenangan, harta dan jabatan. Sehingga kekokohan maknawiyah, kekuatan tsiqoh dan kekuatan ukhuwah akan melahirkan kesolidan barisan dakwah dan menjaga eksistensi harakah.

Kedua, mungkin inilah cara Allah SWT memisahkan anasir-anasir perusak dalam tubuh sebuah harakah. Seperti dalam peristiwa haditsul ifk, fitnah keji terhadap Ummul Mukminin yang mulia, Aisyah Ra, telah memisahkan anasir munafiqin dan anasir mukminin di lingkungan sahabat dan sahabiyah Nabi Saw. Begitu pula dengan fitnah Gamal Abdul Nasser terhadap ikhwan di Mesir, adalah cara Allah menunjukkan wajah Nasser yang sebenarnya di tengah lingkungan Al-Ikhwanul Muslimun.

Ketiga, fitnah-fitnah itu tentu saja menyadarkan kita, bahwa disaat kita bekerja untuk kemaslahatan bangsa ini, saat yang sama ada yang “bekerja” untuk kita. Mereka membelanjakan harta mereka dan sebagian besar sumber daya mereka “untuk” kita. Untuk mereka itu, cukuplah firman Allah SWT, “Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan” (QS Al-Anfal: 36).

Keempat, inilah ujian kematangan harakah dakwah dan para aktivisnya. Setiap organisasi yang berkembang akan menghadapi tantangan-tantangan baru dalam pertumbuhannya. Selain tantangan dari lingkungan strategis yang baru, juga oleh kompetitor yang lebih besar dari sebelumnya. Karena itu level persoalan yang hadir juga semakin tinggi dan rumit. Seperti kata pepatah, “makin tinggi pohon, makin kuat angin yang menerpa’. Dengan berbagai persoalan-persoalan ini, kita semua seharusnya berbesar jiwa, karena itu berarti harakah ini sedang mengalami pertumbuhan, dari M menjadi L.

Jadi, optimislah saudaraku! Jika kita mampu melalui semua persoalan-persoalan ini dengan baik, maka itulah pertanda kematangan kita dalam berharakah. Dan kita akan semakin dewasa...

Selengkapnya…