Friday, January 23, 2009

DISKURSUS YANG BODOH

Aku tertawa. Menertawai diriku sendiri. Setelah membaca kembali diskursus yang tak ada habisnya tentang PKS. Berdebat sengit melalui tulisan dengan anak-anak muda yang –jujur- menurutku asset-aset ummat yang sedang menggeliat. Saling menghujat dan menyerang. Mencari-cari kesalahan dan kelemahan. Dan menghilangkan akhlak karimah serta persaudaraan. Memenuhi hati dengan kebencian. Memaksa pikiran untuk su’udzon. Melahirkan keakuan dan ego yang berlebihan. Astagfirullah…

Kadang aku berpikir, untuk apa mendebat Ust. Azwar Hasan dengan opininya. Toh, selama ini juga beliau telah memberikan kontribusi yang besar untuk ummat. Belum lagi bisa jadi bantahan itu dapat menohok beliau sebagai seorang guru dan tokoh. Padahal bisa jadi opini itu hanyalah sepenggal nasehat dalam bentuk yang berbeda.

Juga Fajurrahman Jurdi (FJ), anak muda yang terus berkarya. Mungkin benar kata Bang Yankur, jika ekspresi itu adalah cerminan jiwa yang begitu bersemangat. Dan kata-kata yang begitu keras, boleh jadi memang karakter beliau tanpa latar belakang niat yang buruk dibaliknya. Kira-kira semacam karakter bahasa berbagai suku di Indonesia yang sekilas terdengar kasar namun maknanya biasa saja. Wallahu alam…

Aku juga salut dengan sudut pandang segar dari Bang Yanuardi Syukur (Yankur). Sobat lamaku yang sangat cerdas. Dan sepertinya waktu telah membentuknya menjadi seorang pemikir yang luar biasa. Melalui responnya terhadap diskursus tanpa akhir ini, aku tahu jika Bang Yankur telah terbentuk menjadi manusia dewasa yang bijaksana.

Dan tak ku sangka-sangka, adikku yang sedikit gempal (heheheh…) Iqbal Sandira juga memberikan perhatian terhadap diskursus ini. Maka keluarlah tulisannya dengan gaya bahasa yang santun dan begitu menghargai. Sepertinya dia cocok untuk aku rekrut menjadi anggota perkumpulan PKH (Pemberontak Kucing Hitam). Haahhahahh…… Bersiap siagalah, Iqbal!!!

Aku rasa, mereka semua telah mengajarkan banyak hal kepadaku. Terutama pelajaran tentang sikap (attitude). Sebab mereka telah menampilkan potret kehidupan manusia apa adanya. Ungkapan perasaan yang lebih jujur. Dan tak perlu ada yang disesali. Toh, setiap kritikan bagi orang-orang yang berjiwa besar justeru semakin menguatkan. Seperti derasnya angin yang menerpa pepohonan yang semakin tinggi malah akan menguatkan akar-akarnya untuk menghunjam lebih dalam ke bumi. Mungkin ada ranting yang patah. Mungkin ada daun yang gugur. Tapi sesungguhnya pohon itu sedang berbenah mempersiapkan diri menyambut badai besar yang akan datang selanjutnya.

Aku begitu yakin, jika Alah mentakdirkan harakah inilah yang memimpin ummat meraih supremasinya, maka dengan izin Allah pulalah jalan-jalan untuk meraihnya juga dibuka. Seperti ekspansi Israel ke Gaza di akhir tahun 2008 yang lalu, boleh jadi merupakan cara Allah membukakan jalan bagi HAMAS untuk mengokohkan gerakan da’wahnya. Maka boleh jadi pula, kehadiran mereka yang terlibat dengan diskursus ini merupakan cara Allah untuk mengokohkan dan membesarkan harakah ini. Seperti terpaan angin yang justeru menguatkan akar-akar pohon agar terus menjulang. Semoga…

3 comments:

Berawal dari kerendahan Hati said...

weks....pak kordapil ganti templete lagi...hehehhe
mana cbox nya??
adami lagi postingan barux :D

Bang Irwan said...

Ganti template krena terpaksa ini bu. Template lamaku minta d bayar lisencenya, barusanku dpt kasus bgitu. Terpaksa kuganti sekalian...

Sengaja sa nda' kasih cbox, biar dikira orang blog profesional..hikhikhik...

Coretan2 kecil ji ini kodong. Jammi terlalu ditanggapi serius isinya. Lha saya sj yg tulis nda' serius2 amat..hixhixhix...

yulia madjid said...

coretan kecil tapi maknanya bisa memberi hikmah untuk yg baca
salam

Post a Comment