Friday, September 16, 2011

VISI

Visi adalah impian, cita-cita dan obsesi. Suatu pandangan jauh ke depan tentang organisasi atau impian yang ingin dicapai. Visi ingin menjawab pertanyaan, sebenarnya kita hendak kemana, menjadi apa, atau hasil seperti apa yang kita inginkan di masa depan. Visilah yang memberikan arah bagi organisasi untuk bergerak maju. Dan visilah yang menginspirasi setiap orang dalam organisasi untuk bekerja dengan rasa bangga, teguh, ulet dan pantang menyerah.

Begitu vitalnya visi ini, sehingga setiap orang di dalam organisasi harus memahami dan menjiwainya dengan baik. Ibarat membangun sebuah gedung, seluruh pekerja harus memahami hasil akhirnya. Sebab jika tidak, boleh jadi mereka bekerja bersama namun hasilnya akhirnya berbeda-beda. Itulah sebabnya sebuah organisasi harusmengkomunikasikan visi organisainya kepada seluruh stakeholder organisasi , agar visi itu menjadi jiwa sekaligus arah dalam semua proses organisasi yang mereka lakukan.


Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita untuk mengkomunikasikan visi organisasi kepada para pengurus dan seluruh kader. Agar ia menjadi jiwa sekaligus arah bagi semua aktivitas dakwah yang kita lakukan saat ini. Dan proses (mengkomunikasikan) itu sebaiknya dilakuan secara sistemik, Pengurus Wilayah kepada Pengurus Daerah, Pengurus Daerah kepada Pengurus Cabang, Pengurus Cabang kepada Pengurus Ranting, Ketua Bidang kepada Staf Bidang, dan Elemen Kaderisasi kepada seluruh kader. Hal ini untuk memastikan agar visi organisasi benar-benar sampai ke stelsel/ unit-unit kerja terkecil organisasi.

Meskipun pemaparan tertulis tentang penjelasan visi ini belum pernah sampai pada level struktur kita, mudah-mudahan tidak salah jika saya mencoba berijtihad menyampaikan interpretasi saya terhadap visi organisasi yang bersumber dari penjelasan lisan dan informal para qiyadah yang saya kenal selama ini.

Visi organisasi kita:

“Menjadi Partai Dakwah Yang Kokoh Dan Transformatif untuk Melayani Bangsa”

Saya memahami ada tiga elemen penting dari visi ini: identity, mission dan purpose.

Pertama, visi ini menjelaskan tentang identitas (identity) dan jatidiri organisasi kita, “Partai Dakwah”. Identitas ini menjelaskan tentang differensiasi dan positioning kita dengan organisasi politik yang lain. Penegasan identitas ini menjelaskan mainstream gerakan kita adalah gerakan dakwah, sehingga manhaj/sistem serta nilai yang menjiwai kesuluruhan aktivitasnya adalah manhaj dan nilai-nilai dakwah, bukan yang lain. Maka segala bentuk acuan dan kerangka kerja dalam organisasi ini harus bersumber dari nilai-nilai Islam yang orisinil dan sejarah panjang gerakan dakwah para Nabi dan salafush shaleh.

Identitas ini juga menjelaskan tentang siapa kita. Nahnu du’at qobla kulli syai’, kita adalah para da’i sebelum menjadi yang lain. Kita adalah para penyeru yang mewarisi tugas dakwah para Nabi. Sehingga dalam posisi apa pun kita, pekerjaan utama kita adalah ta’muruna bil ma’ruf wa tanhawna ‘anil munkar. Para du’atlah yang mendrive organisasi ini menuju tujuannya. Dan kernanya, kita seharusnya memiliki standar nilai-nilai moral dan etika yang lebih tinggi dari orang kebanyakan. Sebab kita adalah personifikasi dari apa yang kita serukan. Kita adalah qudwah bagi ummat dan bangsa kita.

Kedua, visi ini menjelaskan tentang substansi misi (mission) organisasi kita, “Kokoh dan Transformatif”. Sebuah penegasan tentang prasyarat bagi kesuksesan kita yaitu dengan menciptkan organisasi yang “kokoh” dan “transformatif”.

Kokoh, berarti organisasi kita harus kuat secara internal dan kuat pula secara eksternal. Secara internal organisasi ini harus dibangun oleh sumber daya manusia (kader) yang memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas. Ibarat pohon, kader inilah akar-akarnya. Daya tahan utamanya ditentukan oleh kekokohan internal kader, baik maknawiyah, fikriyah mau pun jasadiyahnya.

Kokoh secara internal juga berarti struktur yang solid. Ibarat pohon, strktur organisasi inilah batang, cabang dan rantingnya. Semakin kokoh struktur, maka akan semakin banyak manfaat (buah) yang dapat dilahirkan oleh organsiasi ini. Oleh karena itu, struktur organisasi kita perlu dikelola secara profesional. Perlu manajemen yang rapih dan kepemimpinan yang kuat dalam mengelolanya. Struktur organisasi kita juga harus terbangun hingga ke pelosok, agar dapat menebar manfaat seluas-luasnya.

Kokoh secara eksternal adalah buah dari kekokohan internal, yaitu kepercayaan (trust). Ibarat pohon, buah yang dihasilkan oleh kader dan struktur yang kokoh tadi telah memberikan manfaat yang nyata bagi ummat dan bangsa. Sehingga eksistensi organisasi kita sudah menjadi kebutuhan bagi ummat dan bangsa kita. Organisasi kita tidak lagi mudah digoyangkan oleh anasir perusak mana pun, selama kita memiliki akar yang kokoh, batang hingga ranting yang kuat serta menebar manfaat seluas-luasnya.

Transformatif, sebuah kata yang mengandung makna perubahan. Artinya, kehadiran organisasi kita sesungguhnya membawa misi perubahan (transformasi). Misi yang lahir dari kesadaran kita bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Juga sebuah pesan kepada ummat, bahwa kita juga sedang gelisah sebagaimana mereka gelisah melihat carut marutnya bangsa ini. Tetapi harus ada anak bangsa yang tampil dan tegak berdiri untuk menggelorakan semangat perubahan, memimpin ummat untuk bangkit dari keterpurukan, dan mengeluarkan bangsa ini dari kubangan ketidakpastian. Dan itu adalah kita!

Oleh karena itulah, kita sebagai agen of change harus memiliki ide tentang perubahan bangsa ini. Harus memiliki konsespi yang integral dan komprehensif untuk menjawab semua tantangan dan problematika bangsa ini. Kita harus memiliki narasi tentang perubahan yang mampu menginspirasi bangsa kita untuk benar-benar berubah dan mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Karenanya, setiap kader dan pengurus sejatinya memahami ide-ide transformatif organisasi kita yang telah tertuang dalam buku Platform Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera.

Selain ide tentang perubahan, transformatif juga mengandung makna tentang semangat pembelajaran dalam organisasi kita. Kita menyadari, bahwa lingkungan strategis kita senantiasa berubah. Oleh karena itu organisasi ini harus senantiasa dinamis, tidak stagnan. Organisasi kita ini harus mampu beradaptasi dengan perkembangan dunia yang makin canggih serta perubahan-perubahn yang terjadi begitu cepat. Maka mental model yang dikembangkan dalam organisasi kita adalah mental model pembelajar. Senantiasa melakukan inovasi dan perbaikan-perbaikan berkelanjutan (continues improovement). Inilah yang kita sebut dengan organisasi pembelajar.

Ketiga, visi ini menjelaskan tentang tujuan (purpose) kita, “Melayani Bangsa”. Saya tidak melihat makna lain dari kalimat ini kecuali makna tentang kepemimpinan. Melayani bangsa adalah bahasa paling substantif dari kepemimpinan nasional. Inilah tujuan mulia yang menggerakkan kita dan organisasi ini. Sebuah obsesi yang lahir
dari kesadaran akan hakikat penciptaan kita, khalifatun fil ardl.

Kita meyakini bahwa negara adalah sarana untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dan kehendak-kehendak ilahi di muka bumi. Maka wajib hukumnya bagi kita untuk menegakkan sebuah pemerintahan yang berpijak pada nilai-nilai luhur Islam dan membawa misi dakwah kepada seluruh ummat manusia. Meskipun pada saat yang sama kita juga menyadari bahwa tugas mulia menegakkan pemerintahan yang berdiri diatas landasan ideologis ini harus ditempuh dengan cara-cara yang konstitusional.

Itulah kira-kira yang saya fahami dari visi organisasi kita yang menjelaskan tentang tiga hal: identity, mission dan purpose. Hanya dengan pemahaman yang baik akan substansinya, visi ini dapat menjadi sumber inspirasi, penunjuk arah, sekaligus pembangkit elan vital kita dalam berjuang. Mudah-mudahan dengan catatan yang sederhana dan penuh kekurangan ini, dapat mengisi sedikit ruang-ruang kosong dari mafahim kita akan visi organisasi dakwah kita. Wallahu ‘Alam.

0 comments:

Post a Comment