Tuesday, December 9, 2008

PEMILU 2009: TONGGAK KEBANGKITAN KAUM MUDA

Ada yang menggembirakan dari suasana menjelang Pemilu 2009, yaitu bermunculannya calon-calon legislator berusia muda yang tersebar pada hampir seluruh partai. Bahkan partai-partai yang sangat konservatif sekalipun seperti Golkar dan PDIP. Yang lebih menggembirakan lagi adalah fakta bahwa calon legislator muda ini dinominasikan pada hampir semua level lembaga legislatif, mulai tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi, hingga DPR RI.


Bukan hanya pada lembaga legislatif kaum muda ini bangkit, mereka juga mulai berani mengusung wacana pemerintahan kaum muda, pemimpin muda, Presiden muda. Sederet nama-nama tokoh muda dengan sangat percaya diri mengabarkan kepada rakyat Indonesia di seluruh pelosok negeri, bahwa mereka siap menahkodai bahtera negeri yang besar ini menggantikan orang-orang tua yang telah membawa Indonesia ke dalam pusaran krisis yang panjang.

Dan sepertinya gelombang kebangkitan kaum muda ini akan terus berlanjut. Perubahan-perubahan dramatis di berbagai negera seperti Amerika Serikat turut mempercepat proses kebangkitan tersebut. Terpilihnya Barrack Obama sebagai presiden termuda Amerika sekaligus pemimpin Afro-amerika pertama dalam sejarah Negara adidaya tersebut telah menginspirasi bergesernya secara ekstrim situasi sosio-politik di berbagai negara.

Sebelumnya di berbagai Negara yang terkenal dengan percepatan-percepatan rekayasa sosialnya seperti Iran dan Negara-negara Amerika Latin seperti Venezuela, Brazil dan Peru juga telah mengalami pergeseran kepemimpinan yang begitu ekstrim dengan tampilnya pemimpin-pemimpin muda yang penuh idealisme. Dan sepertinya situasi seperti ini akan terus bergulir seperti bola salju. Terutama pada Negara-negara yang sedang bergolak dan dalam proses transisi seperti Thailand.

Untuk konteks Indonesia, fenoma kebangkitan kaum muda ini juga diperkuat dengan mulai masuknya anak-anak muda dalam jajaran elit partai-partai konservatif. Sesuatu yang selama ini sangat sulit untuk mereka tembus. Tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Budiman Sujatmiko di tubuh PDIP dan Yudhi Krisnandi atau Indra J. Piliang di tubuh Golkar misalnya, sedikit banyaknya akan mendobrak barrier perpolitikan nasional yang selama ini dibangun oleh tokoh-tokoh tua. Dan fenomena ini hampir terjadi di semua partai. Anas Urbaningrum di Partai Demokrat, Drajad Wibowo di PAN, Lukman Hakim di PPP, Dita Indah Sari di PBR, bahkan yang paling fenomenal kesuksesan Muhaimin Iskandar mengambil alih PKB dari cengkraman tokoh tua konservatif Gus Dur.

Angin segar kebangkitan kaum muda juga secara berani ditampilkan oleh PKS, partai yang diisi oleh anak-anak muda seluruhnya. Manuver politik khas anak muda diracik sedemikian rupa hingga membuat gerah tokoh-tokoh uzur di hampir semua partai. Harapan perubahan disampaikan secara cerdas ke seluruh pelosok Indonesia. Semua media mengikuti setiap jengkal langkahnya. Para pengamat meneliti setiap sisi manuvernya. Seluruh partai membicarakan sepak terjangnya. Bahkan para Indonesianis barat angkat bicara tentang obsesinya. Fenomena yang jarang terjadi dalam pentas politik. Dan biasanya psikologi publik yang bombastis seperti ini hanya terjadi pada calon pemenang, seperti Obama di Amerika.

Meskipun fenomena kuat kebangkitan kaum muda ini telah terasa atmosfirnya, namun sebagian orang masih meragukannya. Pertama, mereka meragukan kapasitas anak-anak muda ini untuk mampu mendobrak kejumudan di partai yang mereka masuki, khususnya partai-partai raksasa. Untuk mereka yang berpandangan seperti ini perlu diingatkan kembali tentang sejarah panjang kebangkitan Indonesia, bahwa setiap zaman ada kaum mudanya, dan dalam setiap kebuntuan, kaum mudalah pendobraknya. Jangankan partai, wajah peradaban pun mampu mereka unbah.

Keraguan yang kedua adalah kenyataan bahwa sebagian politisi muda yang sedang diorbitkan oleh berbagai partai merupakan keturunan langsung tokoh-tokoh tua yang selama ini telah berkiprah. Ada semacam keraguan pada integritas mereka hanya karena hubungan darah. Tapi untuk mereka yang berpandangan seperti ini, kepadanya perlu disampaikan sebuah puisi indah dari Kahlil Gibran:

Your Children are not Your Children They are the sons and daughters of life's longing for itself. They come through you but not from you, And though they are with you yet they belong not to you. You may give them your love but not your thoughts, For they have their own thoughts. You may house their bodies but not their souls, For their souls dwell in the house of tomorrow, which you cannot visit, not even in your dreams. You may strive to be like them, but seek not to make them like you. For life goes not backward nor tarries with yesterday.

Kebangkitan kaum muda adalah keniscayaan. Sejarah telah mentakdirkan mereka untuk tampil sebagai pionir perubahan. Saat ini mereka sedang bekerja mengumpulkan kekuatan untuk melahirkan gelombang raksasa yang akan mendobrak kejumudan bangsa ini, dan membawa Indonesia keluar dari putaran krisis yang berkepanjangan ini. Hanya saja, mereka juga manusia. Tetap saja proses kebangkitan itu akan menghadapi banyak tantangan, terutama tantangan internal, yaitu ego. Mereka orang-orang muda, memiliki jiwa muda, semangat yang membara, tapi sekaligus ego dan keakuan yang tinggi. Dan jika mereka mampu melampaui ini, maka Indonesia baru sudah ada di depan mata. I hope so…

0 comments:

Post a Comment